Rabu, 06 November 2019

Batas Siang dan Malam

Jogja-parangtritis

Hingga mataku habis menerjang
Kutemui hanya garis pada lengkung langit
Batas air dan angkasa
Batas ada dan tiada

Kau adalah cakrawala
Hingga sepoi-sepoi menerpa ragaku
Kujumpai engkau di batas pandangku
Antara nyata dan maya

Kau adalah batas pandangku…
Yang ada di antara laut dan langit
bersama ombak-ombak yang berderai
Bersama burung2 laut terbang bebas

Lalu….
Kau bawa kemana ombak itu menghilang
atau kau simpan di dasar lautan?
kemana gemuruh itu kau tuang?


Di lautan lepas atau kau tancapkan dalam hatiku
Bersama cintamu
Bersama rinduku….
Bersama gundahku…
Bersama asa
dan samar-samar harapku?

Kau adalah batas pandangku
Yg coba ku arungi…….
Namun seperti tak bertepi…..

——– aku hanya melihat keindahan-keindahan itu dalam khayal



Minggu, 03 November 2019

Aku Disini, Menantimu

kianaakia
Hanya dengan sentuhan diujung jemari ini kau kaburkan pandanganku
Hingga aku tak lagi dapat melihat cinta selainmu
Aku tak mengetahui keistimewaan yang hadir
Yang ku sadari hanya namamu yang slalu terfikir
Cintai aku dalam kenyataan bukan khayalan
Agar kita slalu bahagia dan berdampingan
Setiap memandangmu tak pernah aku melihat sedikitpun kekurangan
Di rona merah pipimu slalu pancarkan sinar rasa nyaman
Yang tak pernah aku temui dilain insan
Namun yang terjadi saat ini tak pernah ku sangka sebelumnya
Keindahan yang kau tanamkan meruncing ciptakan seribu luka
Membuatku tersisih dari sosok yang slalu ku puja
Ditengah terpaan angin kelopak mata sekejap terpejam
Saat terbuka dirimu tlah berlalu tanpa ucapan
Hingga aku tersadar dikau tinggalkanku
Membiarkanku terjerembab dalam khayal yang tak nyata
Disini aku mencoba mengais bayangmu
Mencoba mencari disetiap kedip mataku
Namun setitik bayangpun tak lagi ku temui
Arah dan keberadaanmu tak lagi ku ketahui
Berlian cair kini tak dapat ku bendung
Lengkungan kebahagiaan hanya bisa terurung
Bersama kepahitan ini aku tertatih
Terus berharap engkau datang mengobati luka yang pedih
Aku mendambamu dalam bunga tidurku
Aku menyanyangimu saat gula menjadi peru
Aku tetap menanti dalam kesendirianku
Walau mentari tak lagi bersinar
Walau bulan tak lagi muncul saat senja tiba
Walau bintang tak lagi menampakkan titik keindahannya
Aku tetap menantimu

Sia - sia

kianaakia
Baru saja kita berbagi cerita
Gelak tawa hadir diantara kita
Tanpa ada duka dan luka
Tanpa sadar,aku ini siapa?
Jejakmu tersapu kabut hitam
Hilangkan pandangan untuk sedetik dan beribu detik
Masih enggan diriku untuk menjauh darimu
Sampai kau benar hilang sepenuhnya
Tiada kata yang bisa kuucap
Selain menangis diantara beribu rasa
Mematahkan hati atas cinta yang telah bertahta
Menyendiri dengan air mata kecewa
Memang ini salahku…
Mencintaimu tanpa tau siapa aku
Mengharapkanmu walau aku tau kamu bukanlah untukku
Meski aku menanti,selamanya kan tetap begitu..